Perbedaan Software Open Source & Closed Source Lengkap dengan Kelebihan, Kekurangan, dan Contohnya
Pengembangan perangkat lunak (software) memiliki dua model yang berbeda, yaitu open source dan closed source. Model pengembangan open source memungkinkan sumber kode program terbuka dan dapat diakses oleh siapa saja, sementara model pengembangan closed source menutup akses sumber kode program bagi publik. Kedua model pengembangan ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing yang perlu dipertimbangkan oleh para pengembang dan pengguna perangkat lunak.
Yang pasti, open source dan closed source adalah dua model pengembangan perangkat lunak yang berbeda. Perbedaan utamanya adalah terletak pada hak cipta dan akses ke sumber kode. Adapun lebih jelasnya, berikut perbedaan open source dan closed source:
1. Open Source
Open source adalah model pengembangan perangkat lunak di mana sumber kode program terbuka dan dapat diakses oleh siapa saja. Artinya, orang lain dapat mempelajari, menggunakan, memodifikasi, dan membagikan perangkat lunak tersebut, asalkan memenuhi syarat-syarat lisensi open source yang berlaku. Model pengembangan open source biasanya didukung oleh komunitas yang terdiri dari pengembang dan pengguna perangkat lunak tersebut.
Kelebihan Open Source
Model pengembangan open source memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan model pengembangan closed source, diantaranya:
Gratis: Perangkat lunak open source biasanya tersedia secara gratis, sehingga dapat diakses oleh siapa saja tanpa harus membayar biaya lisensi.
Dapat diakses dan dipelajari: Sumber kode program perangkat lunak open source tersedia bagi publik, sehingga orang lain dapat mempelajari bagaimana perangkat lunak tersebut bekerja dan memodifikasinya sesuai kebutuhan.
Dapat diperbaiki dan dikembangkan: Karena sumber kode program tersedia, para pengembang dapat dengan mudah menemukan dan memperbaiki bug atau masalah yang ada di perangkat lunak tersebut. Ini juga memungkinkan perangkat lunak untuk terus dikembangkan dan diperbaharui dengan mudah.
Dapat diintegrasikan dengan perangkat lunak lain: Perangkat lunak open source biasanya memiliki interface yang terbuka, sehingga dapat dengan mudah diintegrasikan dengan perangkat lunak lain.
Kekurangan Open Source
Model pengembangan open source juga memiliki beberapa kekurangan, diantaranya:
Risiko keamanan yang lebih tinggi: Karena sumber kode program tersedia bagi siapa saja, perangkat lunak open source memiliki risiko keamanan yang lebih tinggi dibandingkan dengan perangkat lunak closed source.
Dukungan terbatas: Karena tidak ada vendor atau perusahaan yang bertanggung jawab atas perangkat lunak open source, dukungan terbatas dapat menjadi masalah bagi beberapa pengguna.
Keterbatasan fitur: Beberapa perangkat lunak open source mungkin tidak memiliki fitur yang sama dengan perangkat lunak closed source, karena tidak ada sumber daya yang tersedia untuk mengembangkan fitur tersebut.
Contoh Software Open Source
Berikut adalah beberapa contoh software open source yang populer:
Linux: Sistem operasi open source yang dikembangkan oleh komunitas pengembang di seluruh dunia. Linux tersedia dalam berbagai varian atau distribusi, seperti Ubuntu, Debian, Fedora, dan CentOS.
Firefox: Browser web open source yang dikembangkan oleh Mozilla Foundation. Firefox tersedia untuk sistem operasi Windows, Mac, dan Linux, dan memiliki fitur seperti tab browsing, bookmarking, dan ekstensi yang dapat diinstall.
LibreOffice: Suite aplikasi perkantoran open source yang dikembangkan oleh The Document Foundation. LibreOffice mencakup aplikasi seperti Writer (word processor), Calc (spreadsheet), Impress (presentation), dan Draw (diagramming).
GIMP: Aplikasi pengolah gambar open source yang dikembangkan oleh komunitas pengembang. GIMP memiliki fitur seperti retouching, compositing, dan conversion file
Inkscape: Aplikasi open source untuk membuat gambar vektor yang dikembangkan oleh komunitas pengembang. Aplikasi ini tersedia untuk sistem operasi Windows, Mac, dan Linux, dan memiliki fitur seperti alat desain, alat pengolah teks, dan alat ekspor yang dapat membantu Anda membuat gambar vektor yang menarik dan professional.
Blender: Software 3D modeling open source yang populer dan powerful, dengan banyak fitur seperti modeling, animasi, rendering, dan compositing.
2. Closed Source
Closed source adalah model pengembangan perangkat lunak di mana sumber kode program tidak tersedia bagi publik. Artinya, hanya pihak yang memiliki hak cipta atau lisensi perangkat lunak tersebut yang dapat mengakses sumber kode program dan memodifikasinya. Model pengembangan closed source biasanya didukung oleh perusahaan atau vendor yang menjual perangkat lunak tersebut kepada pengguna.
Kelebihan Closed Source
Model pengembangan closed source memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan model pengembangan open source, diantaranya:
Keamanan yang lebih tinggi: Karena sumber kode program tidak tersedia bagi publik, perangkat lunak closed source memiliki keamanan yang lebih tinggi dibandingkan dengan perangkat lunak open source.
Dukungan yang lebih baik: Perusahaan atau vendor yang mengembangkan perangkat lunak closed source biasanya menyediakan dukungan yang lebih baik, seperti dokumentasi, tutorial, dan layanan bantuan teknis.
Fitur yang lebih lengkap: Perangkat lunak closed source biasanya memiliki fitur yang lebih lengkap dan terintegrasi, karena ada sumber daya yang tersedia untuk mengembangkan fitur tersebut.
Kekurangan Closed Source
Model pengembangan closed source juga memiliki beberapa kekurangan, diantaranya:
Biaya lisensi: Pengguna harus membayar biaya lisensi untuk menggunakan perangkat lunak closed source, yang dapat menjadi biaya tambahan bagi beberapa orang.
Keterbatasan akses sumber kode: Karena sumber kode program tidak tersedia bagi publik, orang lain tidak dapat mempelajari atau memodifikasi perangkat lunak closed source sesuai kebutuhan.
Keterbatasan integrasi: Perangkat lunak closed source mungkin tidak dapat diintegrasikan dengan perangkat lunak lain karena tidak ada interface yang terbuka.
Keterbatasan dukungan: Beberapa perusahaan atau vendor mungkin tidak memberikan dukungan yang cukup bagi pengguna perangkat lunak closed source, terutama jika perangkat lunak tersebut sudah tidak lagi dijual atau dikembangkan.
Contoh Software Closed Source
Berikut adalah beberapa contoh software closed source yang populer:
Windows: Sistem operasi closed source yang dikembangkan oleh Microsoft. Windows tersedia dalam berbagai varian, seperti Windows 10, Windows 8, dan Windows 7, yang masing-masing memiliki fitur dan antarmuka yang berbeda.
MacOS: Sistem operasi closed source yang dikembangkan oleh Apple. MacOS tersedia hanya untuk komputer Mac, dan memiliki fitur seperti antarmuka grafis yang intuitif, aplikasi bawaan yang lengkap, dan keamanan yang tinggi.
Microsoft Office: Suite aplikasi perkantoran closed source yang dikembangkan oleh Microsoft. Microsoft Office mencakup aplikasi seperti Word (word processor), Excel (spreadsheet), PowerPoint (presentation), dan Outlook (email).
Adobe Photoshop: Aplikasi pengolah gambar closed source yang dikembangkan oleh Adobe Systems. Adobe Photoshop memiliki fitur seperti retouching, compositing, dan conversion file yang dapat membantu Anda membuat gambar yang menarik dan professional.