--> -->

Jokowi Melarang Transaksi Langsung di Media Sosial di Indonesia

jokowi melarang transaksi langsung di media sosial di indonesia

Presiden Indonesia, Joko Widodo telah memutuskan untuk melarang transaksi langsung di platform media sosial di Indonesia, yang merupakan pukulan besar bagi masa depan TikTok Shop di pasar terbesar di Asia Tenggara.

Keputusan ini diambil setelah pertemuan kabinet dengan beberapa menteri di Istana Negara di Jakarta pada hari ini.

Larangan ini akan dimasukkan dalam peraturan e-commerce yang direvisi yang diharapkan akan dikeluarkan oleh Kementerian Perdagangan minggu ini. Akibatnya, TikTok harus memisahkan unit e-commerce-nya dari platform media sosialnya.

Sementara itu, Facebook dan Instagram tidak mengizinkan transaksi langsung di Indonesia, sehingga mereka memiliki eksposur yang jauh lebih sedikit terhadap pengawasan regulasi.

Dilansir dari Tech in Asia, regulator di Indonesia telah mengawasi TikTok karena khawatir TikTok Shop - fitur yang terintegrasi ke dalam aplikasi utama - mendominasi pasar.

Jokowi baru-baru ini mengatakan bahwa platform perdagangan sosial seperti TikTok Shop telah memainkan peran dalam penurunan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta pasar tradisional.

Seorang juru bicara TikTok Indonesia mengatakan bahwa banyak kekhawatiran dari para penjual yang mencari kejelasan lebih lanjut tentang regulasi.

"Perdagangan sosial lahir untuk memecahkan masalah dunia nyata bagi penjual kecil tradisional lokal dengan mencocokkan mereka dengan pencipta lokal yang dapat membantu meningkatkan lalu lintas ke toko online mereka," kata juru bicara tersebut.

"Meskipun kami menghormati hukum dan regulasi lokal, kami berharap regulasi tersebut mempertimbangkan dampaknya terhadap mata pencaharian lebih dari 6 juta penjual dan hampir 7 juta pencipta afiliasi yang menggunakan TikTok Shop," tambahnya.

Platform video pendek ini memiliki 125 juta pengguna aktif bulanan di Indonesia, pasar terbesarnya kedua di dunia.

Pada tahun 2022, TikTok Shop Indonesia mencatat nilai barang dagangan kotor sebesar US$2,5 miliar, menurut pembangun bisnis Momentum Works.

Sumber: techinasia.com

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel