--> -->

Tidak Semuanya Diadaptasi Anime, Pencipta Baraou no Souretsu Sesali Semua Konten yang Dihilangkan

tidak-semua-diadaptasi-anime-pencipta-baraou-no-souretsu-sesali-konten-yang-dihilangkan

Sudah bukan menjadi rahasia umum bahwa adaptasi anime sering kali menghilangkan beberapa konten dari karya aslinya, baik itu manga, novel, ataupun lainnya.

Aya Kanno, pencipta manga Baraou no Souretsu (Requiem of the Rose King), menyayangkan bahwa situasi ini terjadi dengan adaptasi anime dari karya andalannya. Melalui Twitter dia menulis:

"Ada beberapa bagian dalam adaptasi anime yang dipotong karena alasan waktu, jadi jika kalian telah menonton anime Baraou no Souretsu, tidak ada salahnya membaca manganya juga… Ada lebih banyak pertempuran, adegan s*nsu*l, pem3nggalan ke3pala, dan d4rah. Adaptasi anime memiliki suara, warna dan gerakan, yang membuatnya jauh lebih menarik… Dan jika kalian menonton anime dan kemudian membaca manga, kalian dapat mengulangi dialog dengan membayangkan suara aktornya"

Dia kemudian berkomentar, "Alasan aku mengatakan itu sebelumnya adalah bahwa ... bahkan jika ada lebih banyak potongan cerita di masa mendatang, masih ada cerita aslinya! Ini hanya preview dari apa yang akan datang (aku tahu itu tak terelakkan, aku mengerti!)".

Sementara itu, anime Baraou no Souretsu yang diproduksi oleh J.C.Staff ini telah memulai penayangannya secara resmi sejak 9 Januari 2022 yang lalu, dengan cerita yang didasarkan dari manga yang ditulis dan diilustrasikan oleh Aya Kanno.

Genre: Action, Drama, Supernatural, Historical

Sinopsis:

Mahkota Inggris telah diperebutkan sepanjang sejarah, dan pada Abad Pertengahan, serangkaian perang saudara besar dikenal sebagai Perang Mawar. Mengklaim hak atas takhta, Duke of York berusaha untuk menggulingkan Raja Henry VI dan ahli warisnya untuk menjadi raja sendiri.

Pada hari yang gelap penuh dengan banyak pertanda buruk, Duke memperoleh seorang putra: Richard Plantagenet, ketiga dari namanya. Bukan laki-laki atau perempuan, melainkan memiliki karakteristik kedua jenis kelamin, Richard III langsung dicaci maki oleh ibunya. Kebenciannya mendefinisikan masa kecilnya, yang mengarah ke rasa jijik yang mendalam terhadap tubuhnya sendiri.

Richard tumbuh bermasalah dengan visi mantan musuh Inggris, Joan of Arc, yang mengejek bahwa dia akan membawa kehancuran bagi semua orang yang mengenalnya. Dia percaya bahwa dia dapat mencapai keselamatan dengan membantu ayahnya mencapai takdirnya menjadi raja. Namun, dikutuk oleh harapan ibu dan Joan, akankah tindakan Richard malah menyeret keluarganya ke dalam kegelapan?

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel