Penggunaan Software Bajakan di Sekolah Masih Sering Ditemukan, Kenapa Belum Beralih ke Legal?
![]() |
Sumber: Pexels.com (energepic.com) |
Penggunaan software bajakan masih menjadi kebiasaan di sekolah, instansi, hingga dunia kerja.
Penyebab utama adalah tingginya harga lisensi dan keterbatasan anggaran, sementara akses terhadap versi ilegal sangat mudah sehingga menjadi pilihan yang lebih terjangkau.
kurangnya kesadaran akan aspek hukum dan keamanan juga membuat praktik penggunaan software bajakan ini terus menerus berlanjut hingga sekarang.
Padahal, sudah ada banyak alternatif legal yang sebenarnya bisa digunakan.
Alternatif Windows
Banyak sekolah dan instansi masih menggunakan Windows bajakan. Padahal, Linux bisa menjadi alternatif legal dengan berbagai pilihan distribusi seperti:
- Ubuntu yang stabil dan didukung oleh banyak aplikasi produktivitas.
- Linux Mint yang memiliki tampilan mirip Windows, sehingga lebih mudah digunakan.
- Zorin OS yang dirancang khusus untuk pengguna yang terbiasa dengan Windows.
Semua distribusi Linux ini gratis, dapat diinstal di berbagai perangkat, dan memiliki kompatibilitas dengan banyak aplikasi berbasis web maupun offline.
Alternatif Microsoft Office
Microsoft Word, Excel, dan PowerPoint sering digunakan dalam versi bajakan. Sebagai gantinya, pengguna bisa beralih ke:
- Google Docs, Sheets, dan Slides, yang bisa diakses secara online tanpa perlu instalasi.
- LibreOffice, yang menawarkan fitur hampir setara dengan Microsoft Office dalam versi offline.
Alaternatif CorelDRAW & Adobe Illustrator
CorelDRAW dan Adobe Illustrator sering digunakan untuk desain vektor dalam versi bajakan. Alternatif gratisnya adalah Inkscape, software open source yang memiliki fitur vektor cukup lengkap dan mendukung format SVG serta berbagai format lainnya.
Alternatif Adobe Photoshop
Adobe Photoshop banyak digunakan di bidang desain grafis, tetapi ada solusi gratis seperti:
GIMP, software open source dengan fitur yang cukup lengkap.
Photopea, yang dapat digunakan langsung di browser untuk mengedit file PSD tanpa instalasi.
Alternatif Adobe Dreamweaver
Adobe Dreamweaver banyak digunakan dalam versi bajakan untuk pengembangan web. Alternatif gratisnya adalah:
- Visual Studio Code (VS Code) yang ringan, memiliki banyak ekstensi, dan mendukung berbagai bahasa pemrograman.
- Notepad++, editor teks yang lebih sederhana tetapi mendukung berbagai fitur coding.
AlternatifAutoCAD
AutoCAD sering digunakan di bidang teknik dan arsitektur dalam versi bajakan. Alternatif legalnya adalah:
- FreeCAD untuk desain 3D dan pemodelan teknik.
- LibreCAD untuk gambar teknik 2D yang lebih ringan.
Alternatif 3ds Max & Maya
3ds Max sering digunakan untuk animasi dan desain 3D. Alternatif gratis yang lebih fleksibel adalah Blender, yang memiliki fitur pemodelan, animasi, dan rendering yang setara dengan software berbayar.
Alternatif IDM (Internet Download Manager)
Internet Download Manager (IDM) sering digunakan dalam versi bajakan. Padahal, ada alternatif gratis seperti:
- Free Download Manager (FDM) yang mendukung unduhan cepat dan fitur pause/resume.
- Xtreme Download Manager (XDM) yang bisa mempercepat unduhan dan mendukung berbagai format file.
Alternatif Pemutar Video dan Musik
Banyak pengguna masih mengandalkan software bajakan untuk pemutar media, seperti Winamp atau bahkan versi lama Windows Media Player. Alternatif gratis yang bisa digunakan adalah:
- VLC Media Player, yang mendukung hampir semua format video dan audio tanpa codec tambahan.
- AIMP, yang bisa digunakan untuk memutar musik dengan antarmuka yang ringan dan dukungan berbagai format audio.
Software Berbayar di Dunia Kerja
Di dunia kerja, perusahaan sering meminta calon karyawan menguasai software berbayar seperti Microsoft Office dan Adobe di lowongan kerjanya. Artinya, software-software tersebut adalah software utama di perusahaan tersebut dan sudah menjadi standar industri.
Karena permintaan inilah banyak sekolah-sekolah terpaksa memilih menggunakan software bajakan sebagai permulaan belajar/latihan sehari-hari karena lebih terjangkau. Selain itu, kurangnya kesadaran aspek hukum dan keamanan membuat praktik ini terus menerus berlanjut hingga sekarang.
Apakah ada keuntungan menggunakan software bajakan?
Software bajakan bisa dikatakan tidak aman karena sering kali disisipi malware atau program berbahaya lainnya. Pengguna tidak pernah benar-benar tahu kapan perangkat mereka terancam setelah menginstalnya.
Namun, jika berbicara soal kemudahan akses, sejak sekolah banyak siswa yang terbiasa menggunakan software berbayar melalui versi bajakan. Hal ini membuat mereka lebih cepat beradaptasi dengan software tersebut di dunia kerja.
Meski demikian, penggunaan software bajakan tetap sulit dihindari dalam tahap awal pembelajaran sebelum memasuki dunia kerja. Mau tidak mau, mereka harus mengenal software tersebut beserta fitur-fiturnya.
Kesimpulan
Software bajakan masih digunakan karena faktor ekonomi, kebiasaan, dan kurangnya kesadaran. Meski ada alternatif legal, transisi masih lambat karena kurangnya edukasi dan kebijakan yang mendukung. Jika sejak awal sekolah dan instansi mulai memperkenalkan software legal, kebiasaan menggunakan software bajakan bisa dikurangi atau bahkan dihilangkan.