ChatGPT: Biaya Tinggi dan Ancaman Kebangkrutan pada Tahun 2024
Pernahkah kamu mendengar tentang ChatGPT? ChatGPT merupakan layanan kecerdasan buatan yang dikelola oleh OpenAI, perusahaan yang dipimpin oleh Sam Altman. Namun, baru-baru ini, muncul laporan yang cukup mengkhawatirkan mengenai masa depan OpenAI dan layanan mereka.
Biaya yang Luar Biasa
Menurut laporan dari Analytics India Magazine, biaya yang dibutuhkan untuk menjalankan layanan ChatGPT sangatlah besar. Setiap harinya, OpenAI harus merogoh kocek sebesar $700,000 atau sekitar Rp 5.80 crore. Jumlah ini sungguh fantastis, bukan? Bayangkan, biaya ini diperlukan hanya untuk menjalankan satu layanan AI seperti ChatGPT.
Ancaman Kebangkrutan
Laporan tersebut juga mengungkapkan bahwa OpenAI berpotensi menghadapi krisis keuangan yang serius. Ada kemungkinan bahwa pada akhir tahun 2024, perusahaan ini mungkin akan menghadapi kebangkrutan. Meskipun sudah berusaha keras untuk mendapatkan pendapatan dengan memonetisasi layanan GPT-3.5 dan GPT-4, namun saat ini OpenAI belum mampu menghasilkan pendapatan yang cukup untuk mencapai titik impas (break even).
Penurunan Penggunaan
ChatGPT pada awalnya meraih popularitas yang sangat tinggi setelah diluncurkan pada November 2022. Namun, dalam beberapa bulan terakhir, perusahaan ini mengalami penurunan dalam tingkat keterlibatan pengguna. Menurut data dari SimilarWeb, hingga akhir Juli, jumlah pengguna ChatGPT semakin menurun.
Ancaman dari Chatbot Lain
Bukan hanya masalah biaya yang membuat OpenAI kesulitan. Laporan tersebut juga menunjukkan bahwa beberapa perusahaan sebelumnya melarang karyawan mereka untuk menggunakan ChatGPT, namun sekarang mereka mulai mengakses API dari OpenAI untuk membuat chatbot AI mereka sendiri. Hal ini menjadi masalah karena ada banyak model bahasa alami (LLM) yang gratis dan dapat digunakan secara bebas.
Keuangan OpenAI
Saat ini, OpenAI belum mencapai titik keuntungan. Meskipun telah mendapatkan investasi sebesar $10 miliar dari Microsoft, namun kerugian perusahaan ini terus bertambah. Dalam laporan tersebut juga disebutkan bahwa pada bulan Mei, kerugian OpenAI telah melonjak menjadi $540 juta sejak mereka mulai mengembangkan ChatGPT.
OpenAI berharap dapat mencapai pendapatan sebesar $200 juta pada tahun 2023 dan bahkan mencapai $1 miliar pada tahun 2024. Namun, melihat kerugian yang terus bertambah, harapan tersebut mungkin sulit tercapai.
Dalam kesimpulannya, laporan tersebut memberikan gambaran yang jelas mengenai tantangan yang dihadapi oleh OpenAI dan layanan ChatGPT. Meskipun pernah menjadi layanan yang sangat populer, namun biaya yang tinggi dan persaingan dari model AI lainnya mengancam keberlanjutan perusahaan ini. Diharapkan OpenAI dapat menemukan solusi yang tepat untuk menghadapi tantangan ini dan terus berkembang di masa depan.
Sumber: ndtv