--> -->

18 Februari: Mengenang Kepergian Pemain Biola Tercinta, Kaori Miyazono

18-februari-kaori-miyazono-meninggal

Kaori Miyazono adalah heroine dalam adaptasi anime Shigatsu wa Kimi no Uso atau dikenal juga dengan judul bahasa Inggris Your Lie In April.

Adaptasi anime ini ceritanya didasarkan dari manga yang ditulis dan diilustrasikan oleh Naoshi Arakawa.

Kaori adalah putri satu-satunya dari Ryouko Miyazono dan Yoshiyuki Miyazono, yang merupakan pemain biola berbakat dan berjiwa bebas yang gaya permainannya mencerminkan kepribadiannya yang luar biasa.

Dia bersekolah di SMP Sumiya sebagai siswi tahun ketiga di mana dia berada di kelas yang sama dengan Tsubaki Sawabe. Kaori pertama kali bertemu Kousei Arima ketika dia meminta Tsubaki untuk menjodohkannya dengan Ryota Watari, meskipun para penonton tahu bahwa itu bukanlah tujuan Kaori sebenarnya. Faktanya, Kaori sudah mengagumi Arima sejak Kecil, dan tentu saja tujuan Kaori adalah Arima Kousei dan musiknya.

Saat persahabatan mereka tumbuh, Kaori akhirnya mulai membantu Kousei kembali ke dunia piano setelah kematian ibunya. 

Kaori adalah Pemusik Berbakat

kaori-miyazono-pemain-biola-berbakat

Seperti Kousei, Kaori adalah musisi yang sangat berbakat. Namun, tidak seperti kebanyakan musisi di serial ini, gayanya sedikit berbeda. Kaori sering diperlihatkan mengubah ritme, tempo, dan nada lagu dengan gaya bebas. Alhasil, lagu itu sendiri menjadi melodi yang berbeda. Gaya bebasnya memikat penonton meskipun ada ketidaksetujuan para juri.

Saat masih kecil, Kaori mulai bermain piano yang terinspirasi oleh keterampilan piano Kousei, tetapi memutuskan untuk bermain biola dengan tujuan suatu hari nanti Arima Kousei dapat menemaninya bermain musik bersama. Kaori diketahui juga masih lihai dalam keterampilan pianonya dengan memainkan melodica.

Memiliki Penyakit Mematikan

memiliki-penyakit-mematikan

Kaori menyembunyikan penyakitnya dari orang lain. Ini pertama kali ditunjukkan ketika dia pingsan setelah penampilan pertamanya dengan Kousei. Lalu, apa penyakitnya Kaori? Saat itu, dia mengaku menderita anemia. Namun, kenyataannya ternyata lebih parah.

Bahkan dia terlihat memiliki banyak obat-obatan selama kompetisi Kousei dan tidak dapat berpartisipasi dalam putaran panggilan baliknya dengan Kousei selama rawat inap yang berkepanjangan. Kemudian terungkap bahwa dia tidak dapat tampil dengan Kousei adalah karena dia jatuh dan kepalanya terbentur di rumah. Ketika Arima Kousei mendengar tentang rawat inap Kaori dari Tsubaki, Arima bergegas mengunjunginya.

Kesehatannya Mulai Memburuk

kesehatan-kaori-memburuk

Seiring berjalannya cerita, semakin menjadi jelas bahwa kesehatan Kaori semakin memburuk dengan cepat dan dia tidak bisa lagi menyembunyikan penyakitnya dari teman-temannya. 

Penyakitnya mulai menyebabkan kelumpuhan di kakinya. Dan juga, Kaori tiba-tiba jatuh ke tanah saat berjalan menyusuri lorong di rumah sakit dan dia tidak bisa berdiri lagi. Selama salah satu kunjungannya ke rumah sakit, Arima memperhatikan bahwa dia menjadi lebih pucat dan kurus.

Operasi Gagal, Kaori Meninggal pada 18 Februari

kaori-miyazono-meninggal-pada-18-februari

Saat tanggal operasi sudah dekat, Kaori menulis surat perpisahan untuk Arima Kousei. Pada hari kompetisi piano Arima, Kaori menjalani operasinya. Waktu berjalan dengan bersamaan.

Namun terlepas dari upaya dokter ketika menjalani operasi untuknya, Kaori pada akhirnya sudah tak tertolong dan meninggal pada tanggal 18 Februari.

Saat pemakamannya, suratnya diberikan kepada Arima Kousei oleh Yoshiyuki Miyazono dan Ryouko Miyazono (orang tua Kaori). Semua kebohongan Kaori Miyazono di bulan April hingga saat ini terungkap, termasuk perasaan sebenarnya Kaori kepada Arima Kousei.

Isi Surat Kaori Miyazono untuk Arima Kousei:

"Untuk Kousei Arima."

"Rasanya aneh menulis surat untuk seseorang yang baru saja menghabiskan waktunya bersamaku."

"Kau orang yang mengerikan. Lambat, bodoh, tak tahu diri."

"Pertama kali aku melihatmu adalah saat aku berumur lima tahun."

"Saat itu ada pertunjukan dari sekolah piano yang ingin aku ikuti."

"Anak laki-laki yang canggung itu menarik perhatian semua penonton hingga mereka tertawa karena dia kesulitan mengatur bangkunya..."

"Dia bahkan duduk di depan piano yang terlihat terlalu besar untuknya, dan saat dia memainkan nada yang pertama, Saat itulah dia menjadi orang yang ku kagumi."

"Memainkan nada yang penuh warna 24 pallete, melodi yang mulai menari-nari."

"Aku kaget sekali saat ada anak di sebelahku yang tiba-tiba menangis."

"Dan beberapa saat itu, kau malah berhenti bermain piano."

"Padahal kau sudah memengaruhi kehidupanku. Jahat, bukan?"

"Jahat! Lamban! Bodoh!"

"Saat aku tahu kalau kita satu SMP, aku sangat senang sekali."

"Bagaimana ya cara agar aku bisa berbicara denganmu?"

"Apa dengan membelikanmu sandwich setiap hari?"

"Tapi pada akhirnya, aku hanya bisa memerhatikanmu dari kejauhan."

"Lagi pula, kalian semua terlihat sangat akrab."

"Seolah-olah tak ada tempat untukku disana."

"Aku pernah melakukan operasi saat kecil, dan mendapat perawatan rutin meski tak diopname."

"Setelah pernah pingsan di kelas tujuh, aku sudah sering keluar masuk rumah sakit."

"Aku mulai lebih sering masuk daripada keluar."

"Ke sekolah pun terasa berat untukku."

"Aku tahu kondisiku tidak begitu baik."

"Suatu malam,, saat aku melihat ibu dan ayahku menangis di ruang tunggu rumah sakit, aku sadar kalau waktuku sudah tidak banyak."

"Saat itulah. Aku,, mulai berlari."

"Aku mulai melakukan apa saja yang aku suka, jadi aku tidak akan menyesal setelah pergi ke surga nanti."

"Kontak lensa yang selalu membuatku ngeri, memakan kue utuh dan aku tidak akan mencemaskan berat badanku, bahkan partitur nada yang membuatku kesusahan. Aku memainkan mereka dengan caraku sendiri."

"Lalu.. Aku melakukan sebuah kebohongan."

"Kalau Kaori Miyazoni menyukai Ryota Watari, itu semua hanyalah kebohongan."

"Kebohongan itu, akan membawaku kepada Kousei Arima."

"Kebohongan itu yang membawamu kepadaku."

"Tolong sampaikan maafku pada Watari-kun nanti."

"Ya, tapi tetap saja."

"Kurasa tidak akan butuh waktu lama untuk Watari-kun agar bisa melupakanku."

"Sebagai teman, dia orang yang lucu, tapi aku lebih memilih orang yang lebih serius."

"Lalu,, Sampaikan maafku pada Tsubaki-chan."

"Aku hanya orang yang numpang lewat, dan akhirnya pergi."

"Aku tak bisa meninggalkan kesan buruk, jadi aku tidak bisa meminta apa-apa pada Tsubaki-chan."

"Atau, jika aku jujur, 'Tolong kenalkan aku pada Arima-kun',"

"Aku rasa Tsubaki-chan mungkin akan keberatan untuk melakukannya."

"Lagi pula, Tsubaki-chan sepertinya tergila-gila padamu."

"Semuanya sudah tahu soal itu sejak lama."

"Satu-satunya yang tidak tahu hanyalah kau dan Tsubaki-chan."

"Kebohongan yang sudah membawamu kepadaku tidak pernah kubayangkan sebelumnya."

"Kau lebih pesimis dan pasif dari yang aku pikirkan, kau juga ceroboh dan keras hati."

"Suaramu lebih rendah dari yang aku duga, dan kau juga lebih jantan dari yang aku duga."

"Dan kau.., lembut seperti dugaanku."

"Sungai yang kita lompati di jembatan keberanian itu sangat dingin dan enak, ya?"

"Cahaya bulan purnama yang masuk ke ruang musik terlihat enak seperti Manju."

"Saat kita mengejar kereta itu, aku benar-benar merasa kita bisa menang."

"Menyanyikan Twinkle, Twinkle, Little Star bersama-sama di bawah cahaya bintang juga seru, ya?"

"Lalu ada juga kejadian di sekolah saat malam hari, kan?"

"Bukankah salju itu terlihat seperti kelopak bunga sakura?"

"Menikmati segala hal di luar panggung padahal aku ini seorang musisi, tidaklah masuk akal, bukan?"

"Bukankah lucu jika kejadian yang paling tidak terlupakan ternyata sangatlah sederhana?"

"Bagaimana denganmu?"

"Apa aku bisa tinggal di dalam hati seseorang?"

"Apa aku bisa hidup di dalam hatimu?"

"Apa kau akan mengingatku meski hanya sedikit?"

"Jangan tekan tombol reset, ya!"

"Jangan lupakan aku, ya?"

"Aku bersyukur karena orang itu adalah kau."

"Apakah sampai padamu?"

"Semoga bisa sampai padamu."

"Kousei Arima...

Aku Mencintaimu"

"Maaf  canele-nya tidak kuhabiskan."

"Maaf karena sering memukulmu."

"Maaf karena terlalu kekanak-kanakan."

"Maaf, maaf, maaf ya...

Terima kasih."

"P.S. Aku memasukkan sesuatu yang selama ini aku simpan. Kalau kau tidak mau, buang saja."

18 Februari Menjadi Momen untuk Mengenang Kepergiannya

Kini, 18 Februari dikenang oleh para otaku sebagai hari di mana Kaori menjalani operasi dan akhirnya meninggal. Momen berkesan dan sedih ini selalu diingat bahkan sampai saat ini.

Tak hanya itu, momen ini juga selalu viral setiap mendekati tanggal 18 Februari. Dan pada 18 Februari, semuanya pun mulai mengenang akan kepergiannya kembali.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel